Monday, April 28, 2008

AHMADIYAH DAN SIKAP UMAT ISLAM

Ditulis Oleh Adikku ICH@

Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) mengeluarkan keputusan bahwa Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) yang telah lama berkembang di Indonesia, dinyatakan menyimpang dari ajaran pokok Islam.

Namun, wakil presiden Jusuf Kalla mengatakan hal tersebut tidak berarti vonis bahwa para pengikutnya adalah pelaku kriminal. Yang dilarang adalah ajarannya, sedangkan pengikutnya, tetap berhak mendapatkan perlindungan pemerintah.

Hal ini penting untuk disebarkan kepada masyarakat luas, agar para pengikut aliran Ahmadiyah ini tidak kembali mengalami kejadian seperti berapa bulan yang lalu di Bogor Jawa Barat. Rumah dan tempat ibadah Jemaah Ahmadiyah dibakar dan dihancurkan oleh warga yang mengatasnamakan umat Islam, yang merasa diresahkan dengan kehadiran JAI ini.

Tindakan keras yang dilakukan oleh orang-orang tersebut dapat dimaklumi, hal tersebut merupakan pelampiasan kemarahan warga, karena para jamaah Ahmadiyah ini terkesan “membandel” terhadap peringatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, supaya mereka segera menghentikan aksi mereka, menyebarkan ajaran yang dinilai banyak pihak telah menodai Islam.

Beberapa bulan yang lalu (14 Januari 2008), JAI telah menandatangani 12 pernyataan resmi sebagai bentuk klarifikasi. Pernyataan tersebut diantaranya; meyakini dan mengucapkan dua kalimah syahadat, mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir, Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang guru, dan tidak mengkafirkan umat Islam di luar Ahmadiyah. Namun, pada kenyataannya para pengikut Ahmadiyah tidak melaksanakan isi pernyataan tersebut secara konsisten dan bertanggungjawab.

Sikap para pengikut Ahmadiyah tersebut memang sangat meresahkan umat Islam. Karena di depan pemerintah, mereka mengatakan akan memperbaiki kekeliruan mereka. Namun, secara diam-diam, mereka tetap teguh memegang prinsip-prinsip ajaran mereka, yang sudah sangat jelas menyimpang dari Al-Qur’an.

Namun, tindakan yang dilakukan oleh massa dengan membakar rumah dan tempat ibadah pengikut Ahmadiyah juga tidak dapat dibenarkan. Karena walaupun tujuan mereka adalah untuk membela agama Islam dari hal-hal yang bisa menodai kemurnian ajarannya. Namun cara yang ditempuh, kurang tepat.

Ada pepatah yang mengatakan; bahwa keyakinan itu ibarat paku yang menancap, jika ia ditekan terus-menerus, maka ia akan semakin tertanam kuat. Jadi logikanya, jika seseorang telah meyakini suatu keyakinan, yang menurutnya itu yang paling benar, maka ia akan terus bertahan dengan prinsip yang ia pegang tersebut. Tekanan demi tekanan yang ia terima dari pihak luar yang tidak sejalan dengannya, tidak lantas membuat ia goyah, malah hal tersebut semakin membuat ia kokoh berpegangan.

Dunia Islam sendiri telah mencatat sejarah, bahwa pada waktu Rasulullah menyebarkan Islam di tengah-tengah masyarakat Jahiliyah, beliau dan para pengikutnya mendapat banyak tekanan, ancaman dari kaum Quraisy. Namun, tekanan-takanan tersebut tidak lantas mambuat Kaum Muslimin goyah dengan apa yang mereka yakini, malah tekanan-tekanan tersebut menjadikan barisan Islam semakin kuat persatuannya, karena merasa senasib dan seperjuangan.

Fakta tersebut hendaknya bisa kita jadikan cerminan, bahwa untuk merubah suatu keyakinan yang sudah mengurat akar, tidak bisa dilakukan dengan jalan kekerasan. Karena selain kita tidak akan mendapatkan hasil yang kita harafkan, tindakan membabi-buta tersebut bahkan akan memperburuk keadaan dan pandangan pihak luar tentang ajaran Islam. Orang luar yang tidak mengerti akan indahnya Islam (semisal Geert Wilders, dengan film Fitnanya) akan semakin yakin menganggap bahwa agama Islam adalah agama kekerasan.

Jadi, seresah apapun kita pada ajaran Ahmadiyah atau ajaran-ajaran yang sejenisnya, jangan sampai kita berlaku anarkis terhadap mereka. Jangan lupa, mereka adalah saudara kita juga. Saat ini mereka sedang hilang arah, kita harus bisa menjadi penunjuk jalan bagi mereka. Teladan terbaik kita adalah Rasulullah, jadi hendaknya kita senantiasa menjadikan beliau sebagai referensi utama dalam setiap perbuatan, dan tingkah laku kita dalam memperlakukan orang yang berbeda dengan kita.


KOTAK KOMENTAR BY HALOSCAN

Tulisan ini untuk menjawab beberapa blogger yang mengalami kesulitan dalam hal instalasi Haloscan. Jadi kalau mengamalkan tulisan ini mesti punya account di Haloscan terlebih dahulu. dikarenakan sudah populernya panduan serupa maka 'langsung saja' ke pokok masalah. Keep maju poko'e!!

Haloscan, haloscan... Kotak komentar yang muncul langsung disetiap postingan ini bagi saya asik, unik dan langka! Asiknya adalah, dia bisa muncul dibawah tulisan yang kita posting layaknya pengguna wordpress, uniknya tak selalu blogger sukses menginstal beliao sehingga dijauhi dan akhirnya menjadi langka pengguna. Tambahan dari master 'Kang Rohman'

Sayapun mencobanya dan ternyata SUKSES!! dan mudahnya bukan main, semudah membolak telapak tangan. Waktu itu saya pake template standart dari blogger dan cobalah, niscaya cukup mudah. Kemudahan menjadi malapetaka ketika saya mencoba menginstallnya di blog ku yang lain, postingan smua hilang!! Wah beneran nieh...

Akhirnya saya melayangkan surat ke forum haloscan lewat e-mail. Beberapa hari tak dapat jawaban, iseng2 masuk ke Haloscan... E... disana saya temukan satu kalimat di dashboard sebagai berikut: Latest News: New Blogger Installation Wizard! Nah faham, kan?

Ternyata untuk melakukan itu kita tinggal copy script, kemudian tinggal meletakkan ke badan postingan. (sumber http://tehrouter.blogspot.com/2008/03/kotak-komentar-haloscan.html, bisa dibaca n dicopy langsung)



Friday, April 25, 2008

AKU BOSAN, AKU INGIN TERBANG




Entah mengapa seminggu ini aku merasa hampa
Apapun yang kulakukan terasa tak bermakna
Keindahan, kegembiraan, keceriaan bahkan kebahagiaan sirna entah kemana
Ternyata tidak satupun yang kekal didunia...

Kebahagiaan yang sempat kurasa, dengan sekejap bisa berubah jadi nestapa...
Ini juga mungkin karena CINTA, tapi cinta yang berada di daerah ABU-ABU
cinta yang bukan pada tempatnya...
Seharusnya CINTA pada sang maha PENCINTA, maka tidak akan sia-sia

Kuteringat sebuah puisi karya seorang tokoh film bernama“Rangga”:


kulari kehutan kemudian teriakku…
kulari kepantai kemudian menyanyiku…
sepi, sepi dan sendiri aku benci
aku ingin bingar, aku mau dipasar
bosan aku dengan penat dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga kusendiri
pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh

ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang
ditembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera
atau harus aku lari kehutan lalu belok kepantai”


Juga perkataan Khairil Anwar dalam bukunya:

“aku susah tidur, orang ngomong anjing menggonggong, dunia jauh mengabur”

Sepertinya apa yang tersirat dalam puisi itu
Adalah juga gambaran apa yang kurasa

Apakah karena aku kehilangan?
Namun ku tak tahu apa yang hilang…
Apakah karena aku ditinggalkan?
Namun ku tak tahu siapa yang meninggalkan…
Ataukah karena harapan yang tak kesampaian?
Namun ku tak ingat apa yang kuharapkan…

Ah sudahlah….
Mungkin karena aku bosan…
atau juga karena aku keletihan…
Bosan dengan hari-hariku yang tak mengalami perubahan..
Letih karena yang kulakukan tak berkesudahan

Aku bosan… aku ingin terbang.... melayang…
Ketempat yang bisa kutemukan kebahagiaan
Barangkali yang terbaik adalah ku introspeksi diri
tiada guna meratapi
mengadu dan bermunajat pada Ilahi itulah yang harus kujalani

karena ku yakin ini adalah isyarat hati
agar selalu bisa berbenah diri
serta mantap dalam menjaga hati

Ya Allah yang maha pemberi Rahmat
KepadaMulah hamba berharap
Engkau maha tahu apa yang tersirat
Sadarkan hamba agar tidak lupa akan nikmat
Yang Engkau berikan tanpa bersekat.
agar hamba jauh dari laknat
sehingga selamat sampai akhirat

ditulis saat daku benar-benar "BOSAN dan NGANTUK"
Mempawah, 23 April 2007 bertepatan dengan daku menjadi peserta Diklat Administrasi Kepegawaian
di Gedung Diklat BKD Kab. Pontianak - Mempawah



Monday, April 14, 2008

HARI INI AKU BAHAGIA

Bismillah....
Kucoba untuk mengajak jemari ku menari dituts keyboad ini....
Tapi kuragu... apakah yang ada dibenakku dapat ku salurkan...

Bismillah....
Semoga ini adalah awal dari usaha untuk menempatkan keinginan yang kuat buat merangkai kata, meski dengan sedikit kemampuan yang yang kumiliki….

Bismillah....
Kuteriingat seseorang, dan kubayangkan betapa mudahnya dia memainkan jemarinya yang selalu terhubung dangan syaraf keterampilan menulis dikepalanya, sehingga lahirlah tulisan cerdas yang mampu menggugah, bahkan "manampar"....

Bismillah....
Ya Allah... Dia telah menjadi inspirasi dan obesesiku...
Ya Allah... Tantangan ini lebih berat dari tantangan menjawab 100 soal pilihan berganda....
Ya Allah... Semoga inspirasi dan obsesi ini adalah niat ikhlas untuk melangkah menuju ridhoMU...

Bismillah....
Ya Allah... Daku juga merasakan, ternyata pengaruh CINTA lah yang bisa membuat seseorang mampu dan mahir dalam menulis....
Betapa tidak, tanpa CINTA tulisan-tulisan indah karya penulis-penulis besar seperti Kang Abik, Andrea Hirata dan masih banyak lagi, tidak mungkin lahir dan hadir ditangan pembaca yang dengan penuh CINTA juga membacanya….
Semoga bukan berarti aku tidak mempunyai rasa CINTA,

Ya Allah....
Di saat yang sama ku teringat juga dengan seseorang yang memiliki ilmu mapan, bahkan dia adalah seorang profesional dan pengajar pula....
Ya Allah ku ingin menjadi "muridnya".... namun adakah kemungkinan yang bisa menjembatani...??

Bismillah Ya Allah....
Ternyata meyalurkan inspirasi dan obsesi adalah suatu kebahagiaan yang sulit terlukiskan dan tergantikan....
Bahkan mampu membuat seseorang tanpa sadar menghabiskan waktunya....
Aku ingin juga mendapatkan dan mengisi waktu ku dengan KEBAHAGIAN itu....

Bismillah....
Ya Allah hari ini daku merasa BAHAGIA.....
Apakah ini yang inginkan dan kumaksudkan....

Ya Allah.... kumohon petujunjuk dan bimbinganMU....




Sunday, April 13, 2008

INDONESIA HARI INI

Carut marut masalah yang melanda negeri kita hari ini, bisa dikatakan telah mencapai pada titik sempurna. Masalah yang dihadapi sangat komplit. Dari soal ekonomi, politik, sosial, keagamaan dan lain-lain, melanda seluruh lapisan masyarakat, kalangan bawah, menengah, dan atas, baik itu dewasa, remaja, bahkan anak-anak. Semunya menjadi bagian dari masalah-masalah tersebut.

Masyarakat kalangan bawah dibuat menderita dengan semakin tingginya biaya hidup. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM), yang diikuti oleh melonjaknya harga bahan pokok lainnya. Menambah susah hidup mereka, yang sememangnya susah. Tak cukup hanya sampai di situ, berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan terkesan sangat tidak berpihak pada kalangan mayoritas ini.
Para pejabat negara, yang dalam hal ini seharusnya menjadi tempat untuk mengadukan berbagai masalah yang mereka hadapi. Bukannya menjadi pemecah masalah (problem solver) bagi rakyat kecil yang telah memberikan kepercayaan di pundaknya tersebut. Saat ini justru memiliki masalah yang paling banyak. Seiring berjalannya waktu, satu-satu kebobrokan oknum pejabat kita, terungkap.

Anggota dewan, dengan kasus korupsinya, yang tak pernah rampung-rampung. Kajahatan yang dilakukan oleh ‘penjahat terhormat’, hari ini, sepertinya sudah menjadi bagian dari ‘budaya bangsa’ dan harus dilestarikan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kepolisian, yang sebenarnya mempunyai tugas untuk menegakkan hukum, justru hari ini, menjadi lembaga yang paling banyak melanggar hukum. Karena dengan kekuasaan yang mereka miliki, bapak-bapak aparatur negara ini, menjadi kebal hukum. Atau dengan kata lain, hukum-hukum tidak bisa menembus benteng mereka.

Para politikus, yang mestinya menjadi pihak yang paling tepat untuk menegakkan demokrasi, justru menjadi yang pertama kali, dengan semena-mena menginjak-injak sistem demokrasi. Segala macam cara dilakukan, tak peduli melalui jalan legal atau sebaliknya, yang penting tujuan mereka bisa dicapai. Semua hal menjadi sah-sah saja.
Selebritis, dengan pesona dunia glamournya, yang banyak diidolakan masyarakat, sehingga segala tingkah polah mereka selalu menjadi trendsetter. Mereka (sebagian) bukannya menunjukkan perilaku mendidik. Mereka justru mengusung budaya barat yang diambil mentah-mentah, tanpa menimbang cocok tidaknya dengan masyarakat kita. (Salah satu contoh, kasus foto-foto syur beberapa oknum artis yang tersebar di internet). Yang menyedihkan, bukannya menyesali, mereka malah dengan bangganya mengakui, perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja. Dan itu dianggap biasa. Katanya itu bagian dari seni, dan wujud kosekuensi profesionalisme pekerjaan yang mereka jalani.
Dan para remaja, yang menjadi salah satu harapan, perbaikan masa depan bangsa, dikecohi dengan menjamurnya situs-situs porno, yang dengan sangat mudah mereka akses. Yang sudah pasti, pesonanya jauh lebih menggoda, ketimbang materi pelajaran.
Setiap orang, baik itu pejabat, kepala Negara, selebritis, orangtua, dengan keahlian berkelit masing-masing, sibuk mencari ‘kambing hitam’ dari masalah yang sedang melanda. Di negara kita dengan latarbelakang multikulturalisme ini, sangat kekurangan, bahkan bisa dikatakan, tidak mempunyai sosok yang bisa dijadikan idola, dan panutan.

Rakyat kecil, menyalahkan kebijakan pemerintah. Pejabat, menyalahkan aparat, yang katanya tidak tegas. Orang tua menyalahkan para guru, demikian juga sebaliknya. Selebritis menyalahkan pola fikir masyarakat yang (katanya) terlalu cetek. Para ahli politik, menyalahkan kepala Negara (yang dalam hal ini adalah saingan politiknya). Tak ada satu orangpun yang mau dianggap salah, dan mengaku salah. Sangat manusiawi.
Kita, sebagai bagian dari kalangan biasa, memang tidak mempunyai kekuatan untuk merubah semua itu dengan serta merta. Kita bukan Superman, tokoh yang super baik, yang bisa melakukan banyak hal dalam waktu sebentar. Tidak mungkin!, karena orang seperti itu tidak ada di dunia nyata, ia hanya ada di dalam dongeng pengantar tidur.
Hanya kita yang ada di sini, kita yang punya banyak kekurangan. Namun jika kita mau, tak ada yang tak mungkin. Seperti pepatah yang sering diucapkan Aa Gym, mulai dari diri sendiri!. Jika kita tak suka pada perilaku oknum pemerintah yang tidak melindungi rakyat kecil, kita harus berupaya menjaga sikap, agar jangan sampai orang terdekat kita merasa didzalimi oleh ulah kita. Jangan sampai orang merasa tidak nyaman dengan kehadiran kita, jangan sampai orang lain merasa risih melihat penampilan kita. Itu saja, teorinya sangat sederhana, sesederhana praktiknya, namun jika semua orang melakukan hal yang sama, maka hasilnya akan sangat luarbiasa.

Monday, April 7, 2008

Singgah di Rumah Rasulullah


Ditulis oleh adikku Icha



Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar. Sesibuk apapun kita hari ini, luangkanlah sedikit waktu, untuk sekedar ’mampir’ sebentar ke rumah satu-satunya sosok yang paling layak untuk dijadikan idola sepanjang masa, Rasulullah SAW.
Kita akan kembali keratusan tahun yang sudah berlalu. Yang di sana kita bisa ’bertamu’ bahkan ’bertemu’ dengan sang Kekasih Allah tersebut. Ini bukan bualan, karena kita akan mengunjungi beliau melalui huruf dan kalimat. Kita akan memasuki rumah beliau, memperhatikan tingkah laku beliau, mendengar perkataan beliau, lalu mencoba mencari perbandingan, dan mencoba mengikutinya, karena beliau memang layak ditiru.

Saat kita mengetuk pintu rumah beliau, lalu mengucap salam, perhatikan bagaimana cara beliau menyambut kedatangan kita. Kita pastinya disambut dengan wajah yang cerah, walaupun sebenarnya beliau sedang menghadapi beban besar. Lalu kita dipersilahkan duduk, diruang tamu yang sangat sederhana, tanpa perabotan apa-apa, dengan alas satu-satunya yang beliau miliki, itupun telah sobek di sana-sini. Lalu bandingkan dengan keadaan di rumah kita hari ini!

Beliau akan mengajak kita mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Saat kita tidak sengaja lalu membuka aib saudara kita sendiri, perhatikan bagaimana beliau menegur kita secara santun, dengan cara mengalihkan pembicaraan. Dengan begitu, kita jadi tahu, bahwa ada yang salah dari lisan kita, tapi tak sampai membuat kita tersinggung. Bandingkan dengan apa yang kita bicarakan di setiap kesempatan, dan saat pembicaraan itu telah ngelantur kemana-mana, apa yang kita lakukan?.

Saat jam makan siang telah sampai, perhatikan bagaimana beliau berusaha menyenangkan hati tamunya. Walaupun di dapur beliau saat itu, persedian makanan amat sedikit. Namun beliau tak mengeluh akan kedatangan kita di saat yang tidak tepat itu. Bahkan beliau menjamu kita layaknya tamu agung, walaupun dengan begitu, artinya beliau dan keluarganya harus menahan lapar. Lalu bandingkan dengan ketakutan kita pada kekurangan yang kita miliki sekarang, sehingga kadang membuat kita segan untuk sedikit membahagiakan orang lain!

Beberapa saat sebelum masuk waktu shalat, perhatikan bagaimana beliau telah sibuk mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Sang Penguasa setiap makhluk, dengan penuh semangat, wajah berseri, dan dada berdebar antar bahagia dan takut, menanti perjumpaan dengan-Nya. Lalu bandingkan, dengan keadaan hati kita, saat panggilan itu datang!.

Saat shalat di mulai, perhatikan bagaimana beliau sangat manikmati apa yang beliau baca, perhatikan bagaimana saat beliau berdoa, sambil berurai air mata, memohon ampun seolah beliau adalah hamba yang paling berdosa. Padahal, Allah telah menjamin dosa-dosa beliau di masa lalu, sekarang dan masa depan telah Allah ampunkan. Lalu bandingkan dengan kesombongan kita, kualitas shalat dan nilai doa yang kita panjatkan!.

Saat malam menjelang, beliau akan mempersilahkan kita menggunakan selimut yang beliau miliki, dan itu bermakna, malam ini beliau akan tidur tanpa selimut. Kita akan tidur dengan nyenyak sekali. Dan saat kita terbangun tengah malam, kita akan mendapati tempat tidur beliau telah kosong, saat kita mencari kemana beliau saat itu, kita akan mendapati beliau sedang sujud, dan kembali berdoa dengan berurai air mata, memohon ampunan-Nya. Lalu bandingkan akhir dari malam-malam yang kita lalui di rumah kita!.
Saat pagi datang, beliau sambut dengan penuh semangat, dan bersyukur karena telah diberikan kesempatan satu hari lagi ada di muka bumi ini. Walaupun tugas berat telah menunggu, beliau siap menghadapinya dengan hati ikhlas, tanpa terdengar sedikitpun keluh kesah dari lisan mulia beliau. Terus, bandingkanlah dengan sikap kita setiap menghadapi hari baru bersama beban yang mengikutinya!.

Sekarang saatnya kita untuk pamit, kembali ke kehidupan kita hari ini. Setelah sehari berada di rumah yang penuh berkah tersebut, bandingkan semuanya dengan hidup kita hari ini. Kita yang kurang bersyukur, kurang menghargai orang di sekeliling kita, kita yang sering lalai, yang sombong dan kita yang banyak mengeluh menghadapi beban hidup. Apakah kita akan terus seperti itu, atau mulai hari ini, kita bangun suatu tekad, yakni bagaima seharusnya kita berfikir, bersikap, dan berbuat pada hari esok yang akan Allah percayakan pada kita untuk menghadapinya lagi.

Thursday, April 3, 2008

“SI PRAKTIS” YANG MAHAL, ATAU “SI SEHAT” YANG GRATIS"


“SI PRAKTIS” YANG MAHAL, ATAU “SI SEHAT” YANG GRATIS


Dalam beberapa minggu ini, masyarakat, khususnya para ibu, dibuat gelisah oleh beredarnya pemberitaan tentang ditemukannya satu bakteri yang berasal dari susu formula bayi. Bakteri tersebut bernama Enterobacter Sakazakii. Yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh pihak IPB (Institut Pertanian Bogor). Bakteri ini sangat berbahaya karena dampaknya dapat menyebabkan kelumpuhan pada bayi.

Penelitian yang dilakukan di Jerman, terhadap 23 sampel susu formula bayi produk lokal tersebut, pada awalnya bermaksud untuk menyelidiki penyebab utama penyakit yang sering diderita oleh bayi di Indonesia, yaitu penyakit diare. Dan ternyata dari 23 merk yang diteliti, dinyatakan bermasalah. Sebenarnya, penelitian tersebut telah diadakan sejak dari tahun 2003, dan baru dipublikasikan pada tahun 2006.

Kekhawatiran kaum ibu semakin bertambah, karena sepertinya pihak dari IPB, terkesan tutup mulut, dan tidak mau membeberkan secara terbuka merk-merk dari susu formula yang dianggap “Bermasalah” tersebut. Saat ditanya akan hal ini, mereka menjawab, bahwa mereka tidak akan membeberkan merk dari sampel yang mereka teliti, karena hal itu melanggar kode etik dari penelitian. Yang pasti, susu yang mengandung bakteri tersebut berasal dari produk lokal. Mereka hanya akan menginformasikan merk-merk susu tertentu, jika susu yang bersangkutan, mengandung unsur-unsur yang berbahaya, contohnya formalin dan zat-zat kimia lainnya.

Terus, pertanyaannya, apakah bakteri tersebut, masih bisa dikategorikan “kurang” berbahaya, jika dilihat dari dampak negatif yang ditimbulkannya?. Jika benar begitu, mengapa isu ini harus dimunculkan, jika hanya membuat resah masyarakat, yang dibingungkan, dengan ketidakpastian, apakah susu formula yang mereka gunakan selama ini, termasuk salah satu dari yang mengandung bakteri tersebut?. Tapi ya… Pertanyaan tersebut mungkin hanya bisa dijawab, oleh pihak-pihak berwenang yang paling mengerti akan masalah ini.

Di antara banyaknya para ibu yang gelisah terhadap masalah ini, terdapat juga sebagian yang tidak mau terlalu ambil pusing atau pasrah saja. Alasannya, bukan karena mereka tidak ingin memperhatikan kesehatan bayi mereka. Namun lebih dikarenakan, mereka sulit untuk “terlepas” dari ketergantungan terhadap “Kepraktisan” yang ditawarkan oleh susu formula, khususnya para ibu yang juga merangkap sebagai wanita karier. Selain itu, mereka juga beranggapan, toh… selama ini bayi mereka juga sehat-sehat saja.

Di tengah berbagai respon dari masyarakat, pihak IPB mengeluarkan pernyataan, yang paling tidak, sedikit melegakan. Karena sampel susu yang diteliti itu diambil pada tahun 2003, jadi susu yang bermasalah tersebut, saat ini sudah tak lagi beredar di pasaran.

Bakteri itu, hanya berbahaya bagi bayi di usia 0-6 bulan. Selain itu, ia juga bisa dicegah penyebarannya dengan memperhatikan cara penyajian dari susu formula sebelum diberikan kepada bayi. Misalnya_botol susu atau dot, harus benar-benar dalam keadaan bersih. Dan sebelum dipakai, sebaiknya direndam terlebih dahulu ke dalam air panas yang telah mendidih. Hal tersebut dimaksudkan, agar kuman-kuman yang berasal dari botol tersebut, mati. Dan waktu pemberian susu yang telah dicampur dengan air, tidak boleh diberikan lagi, jika telah lebih dari empat jam. Selain itu, hendaknya sebelum membeli, orang tua harus lebih teliti dalam memperhatikan kondisi dari susu tersebut, apakah kemasannya rusak, atau masa kadaluarsanya telah sampai. Jadi bagi ibu-ibu yang sudah terlanjur “Terikat” pada susu formula, tidak perlu terlalu mengkhawatirkan bakteri tersebut.

Namun apapun, kejadian ini paling tidak, bisa mengingatkan pada kita semua, bahwa seteliti, atau sepandai apapun manusia, tidak ada satupun yang bisa menyaingi ciptaan Allah, yang Maha Sempurna. Bisa jadi, munculnya permasalahan ini ke permukaan merupakan teguran halus buat kita semua (kaum wanita khususnya).

Karena, semakin banyaknya, kaum ibu yang zaman ini, yang agak “segan” untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Padahal, kita semua tahu, satu-satunya makanan yang paling baik buat seorang bayi, itu hanyalah ASI. Allah telah mendesain sedemikian rupa, ukuran, takaran, dan kualitas yang paling tepat buat bayi, tanpa takut terkontaminasi, basi, atau tak cukup porsi. Jadi sekarang, masihkah timbul perasaan takut atau segan di hati ibu-ibu Indonesia khususnya, untuk memberikan yang terbaik buat generasi penerus harapan bangsa ini?. Jawabannya… ada dihati kita masing-masing!.